Media Analis Indonesia, Nabire – Bupati Nabire, Isaias Douw, S.Sos., MAP., menggelar rapat bersama seluruh kepala distrik, lurah dan kepala kampung se-Kabupaten Nabire guna sosialisasi Keputusan Bupati Nabire serta mensinergikan pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan bencana non-alam Covid-19 di Kabupaten Nabire, di ruang rapat Sekretariat Daerah Kabupaten Nabire, Rabu, (22/4/2020).
Pertemuan ini dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Nabire, Daniel Maipon, S.S dan digelar dengan standar rapat pada masa tanggap darurat Covid-19 dalam rangka tindak lanjut sejumlah keputusan perluasan batasan social yang dihasilkan dalam pertemuan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Nabire yang digelar kemarin, Selasa, 21 April 2020 yang kemudian telah dirumuskan dan mulai diedarkan hari ini dalam Keputusan Bupati Nomor 440/802/SET.
“Para kepala distrik, lurah dan kepala kampung saya minta mulai hari ini (Rabu, 22 April 2020) sosialialisasikan Keputusan Bupati Nomor 440/802/SET ini kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Nabire terkait dengan peningkatan status dari siaga menjadi tanggap darurat Covid-19 di Kabupaten NAbire. Semua warga harus patuh pada Keputusan Bupati ini. Jika ada orang atau tempat usaha, atau pun siapa pun yang tidak patuh, saya sudah perintahkan aparat keamanan untuk tindak tegas,” kata Bupati.
Bupati Isaias juga meminta agar setiap kampung dan kelurahan membentuk Posko Covid.
“Saya minta setiap kampung buat Posko. Posko untuk mengawasi keluar masuk warga. Siapa yang kampung, untuk apa, ketemu siapa harus didata. Keluar dari rumah atau kampung apabila mendesak, sebaiknya sibuk dengan bekerja di kebun.Kemudian, di posko saya minta siapkan tempat cuci tangan sehingga setiap keluar masuk warga harus mencuci tangan,” ujar bupati.
Bupati Isaias juga memerintahkan agar kebutuhan Posko dan lainnya diambil dana desa.
“Jadi, dana kampung kita alihkan untuk penanganan Covid-19. Dana kampung dari kabupaten maupun yang dari pusat dipakai dibagi kepada warga untuk memenuhi kebutuhan selama selama tinggal di rumah sesuai dengan juknis yang akan diatur oleh dinas teknis. Selain dibagikan, alokasikan juga untuk memenuhi kebutuhan Posko antara lain buat tempat cuci tangan, belanda sanbun, dan lainnya. Pokoknya diatur baik,” kata Isaias kepada para kepala distrik, lurah dan kepala kampung yang disambut tepuk tangan meriah.
“Saat ini, Pemda sedang menyiapkan sembako untuk segera dibagikan kepada masyarakat setelah verifikasi data selesai dilakukan oleh Dinas Sosial. Banyak warga tanya, kenapa Sembako belum dibagikan? Kami mau menyampaikan bahwa bukan asal bagi, kita harus verifikasi data, kemudian kita juga lihat perkembangan virus ini dengan kebijakan pembatasan social yang kita lakukan. Ini kita hadapi bencana non-alam yang kita tidak tahu kapan akan selesai dan saya tidak mau nanti puncaknya energy habis. Saya akan turunkan sembako sejalan dengan tingkatan pembatasan, jadi dana desa dulu kita cairkan sesuai kebutuhan. Sembako saat beras telah siap dan bahkan saya ada minta tambahan dari 100 tom yang ada saat ini. Nanti akan disalurkan melalui posko dengan dukungan aparat kepolisian dan TNI bersama tim. Saya mau tidak boleh ada warga yang tidak dapat bantuan. Semua harus dapat. Saya tidak mau seperti beberapa kasus daerah lain yang bantuannya tidak sampai di masyarakat yang layak menerima.”
Dikatakan Bupati Isaias, “Saya tidak mau masyarakat saya korban. Saya sudah kembalikan kapal tetapi ada warga kita yang memaksakan diri datang. Saya sedang bekerja keras, setiap hari turun sendiri, monitor, dan cek terus. Jadi, kerja Gugus Tugas yang didukung oleh TNI dan Polri ini luar biasa. Saya berikan apresiasi dan mari kita terus memastikan semua keluarga dan warga yang berkontak dengan 3 pasien untuk kita rapid tes dan diisolasi mereka. Saya tidak mau virus ini meluas, tim sudah kerja keras, 39 orang sedang diambil sampel suap dan Jumat akan dikirim ke Litbangkes Provinsi Papua. Warga tetap di rumah patuhi edaran bupati,” kata Isias di hadapan para kepala distrik, lurah dan kepala kampung.
Isaias menegaskan, tanggap darurat berlaku hingga tanggal 6 Mei 2020. Selama masa ini ada penambahan kasus Covid-19, saya tidak segan-segan tutup semua aktivitas.
“Kalau ada penambahan kasus positif, saya akan tutup penuh semua aktivitas, ini untuk keselamatan manusia. Ini wilayah saya dan masyarakat saya, saya tidak. Tidak perlu tunggu izin karena ini wabah dunia. Saya sudah perintahkan agar data dengan benar dan lengkap kelompok-kelompok masyarakat yang akan merasakan dampak jika kebijakan seperti ini diambil nantinya.”
Dijelaskan juga, pada pertemuan ini standard pemakaman jika ada pasien kita yang meninggal dunia. “Kita di Papua ini, kalau ada yang meninggal seluruh keluarga kumpul, sampai harus tunggu keluar dekat semua dating. Tapi, kalau meninggal karena kasus Covid-19 ini, keluarga tidak melihat. Semua akan dilakukan oleh tim rumah sakit. Jadi, ada pasien yang positif dan meninggal dunia maka mulai dari peti dan pemakaman akan ditangani oleh rumah sakit. Tidak dibawa atau diambil oleh keluarga.Tolong disosialisasikan ke masyarakat. Nanti setelah kasus selesai, akan diberitahukan kepada keluarga di mana kuburannya, pasti akan didata,” tukasnya.
(Fransiskus Kobepa)