Pengaruh Pembayaran Non Tunai (Cashless) terhadap Perekonomian Indonesia

Crista Shelsadila, Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pancasakti Tegal

Media Analis Indonesia, Tegal – Seiring berjalannya waktu, pesatnya berkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan telah memberikan peran pada semua sektor, salah satunya adalah sektor keuangan dan perbankan.

Peran perkembangan teknologi dan sistem informasi telah menciptakan alat pembayaran non tunai (cashless). Terlepas dari perkembangan ini, masyarakat mulai terpengaruh dan mulai menggunakan pembayaran non tunai, sehingga terbentuknya cashless society.

Read More

Pembayaran non tunai (cashless) sendiri merupakan instrumen yang digunakan berupa Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), cek, bilyet giro, nota debit, maupun uang elektronik (card based dan server based) atau lebih mudahnya yaitu pembayaran yang dilakukan tanpa menggunakan uang tunai.

Pembayaran non tunai bukan berarti menghentikan peredaran uang, tetapi pengunaannya semakin berkurang dan digantikan oleh uang digital dengan atau tanpa kartu. Dalam pelaksanaanya pembayaran non tunai ini masih menjadi pro dan kontra di mata masyarakat, terutama yang belum paham mengenai perkembangan teknologi.

Hal ini disebabkan karena adanya kelebihan dan kekurangan pembayaran non tunai yang terus menjadi pertimbangan dalam menggunakan maupun melewatkannya.

Pada dasarnya, pembayaran non tunai adalah pilihan gaya hidup masyarakat karena banyaknya kemudahan yang ditawarkan dan manfaatnya semakin menggugah banyak orang untuk beralih ke cara yang lebih praktis dalam bertransaksi.

Keuntungan yang ditawarkan yaitu cepat dan mudah, penggunaan uang tunai saat transaksi cukup memakan waktu, apalagi jika nominalnya cukup besar. Saat jual beli, penjual harus menghitung dahulu uang yang diserahkan, kemudian memberikan permintaan pembeli. Nah dengan adanya cashless, hanya perlu menggesek kartu atau menggunakan smartphone, uang dengan mudah ditransfer dan barang belanjaan langsung cepat diterima. Kemudian pengguna cashless biasanya tergiur dengan adanya promo, hal ini juga merupakan kelebihan menggunakan cashless.

Banyak perusahaan yang bermitra dengan merchant atau penyedia layana untuk memberikan promo dalam berbagai bentuk seperti cashback, buy 1 get 1, diskon 15% dll. Selain itu, pengguna cashless juga tidak perlu lagi membawa uang tunai karena uang tersebut sudah tersimpan di dalam smartphone maupun kartu, hal ini juga bisa meminimalisir terjadinya perampokan uang dan juga terhindar dari dampak pemalsuan uang. Dan yang lebih bermanfaatnya lagi, penggunaan cashless dapat meningkatkan pendapatan negara, pasalnya pemerintah bisa mengetahui masyarakat yang terkena wajib pajak.

Selain keuntungan, penggunaan cashless juga memiliki kekurangan seperti adanya batasan nominal transaksi. Meskipun memiliki banyak uang dan mampu jika harus bertransaksi dalam jumlah yang besar, pada nyatanya tetap ada batasannya.

Umumnya, nominal kartu debit dibatasi hanya sampai lima hingga sepuluh juta rupiah. Bahkan untuk transaksi dalam jumlah besar pun, diperlukan instrument uang digital lainnya seperti bilyet giro ataupun cek, hal ini dianggap sulit jika dilakukan. Selain itu, penggunaan cashless biasanya dikenakan biaya admin, hal ini menyebabkan sebagian orang tidak begitu senang dengan sistem ini.

Karena arahnya teknologi informasi, pasti adanya resiko cyber crime, karena secanggih apapun teknologi tetap terdapat celah untuk terjadiya cyber crime seperti pencurian data, hingga uang di dalam kartu maupun e-wallet sangat mungkin terjadi dan bisa merugikan pengguna cashless ini.

Selain itu, kekurangan dari penggunaan cashless ini yaitu tidak semua orang menggunakan system cashless apalagi masyarakat yang kurang melek terhadap teknologi.

Dalam bertransaksi, tidak semua orang bisa menerapkan system ini terutama orang yang sudah tua dan orang-orang yang gagap teknologi. Mereka butuh menyesuaikan diri dengan system ini.

Ditengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini, fenomena cashless ini adalah hal yang dirasa sudah tidak dapat dihindari lagi, mengingat seluruh aspek kehidupan mulai beralih ke cara digital yang notabene nya banyak menawarkan kemudahan dan kepraktisan. Namun, bagaimana pengaruh cashless terhadap perekonomian di Indonesia?

Kehadiran alat pembayaran non tunai (cashless) telah mempengaruhi perekonomian Indonesia. Perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan telah mendorong berkembangnya alat pembayaran non tunai berbasis kartu elektronik ataupun e-wallet. Di Indonesia sendiri aplikasi e-wallet sudah banyak digunakan seperti DANA, OVO, GoPay, Link Aja, ShopeePay, dan banyak yang lainnya. Sementara itu, dampak pembayaran non tunai bagi perekonomian diperkirakan bervariasi, tergantung pada respon masyarakat (baik rumah tangga maupun perusahaan) dalam memanfaatkan biaya, tenaga, dan waktu yang dapat dihemat dengan penggunaan pembayaran non tunai tersebut.

Bagi rumah tangga, terdapat beberapa pilihan, berupa menambah konsumsi, jam kerja, atau menambah leisure time-nya. Sementara bagi perusahaan, pada umumnya penghematan tersebut akan digunakan untuk kegiatan produktif. Adanya alat pembayaran non tunai juga dapat mengurangi opportunity cost (biaya tunggu dan biaya transaksi) yang dikeluarkan oleh masyarakat dalam memegang uang baik untuk keperluan transaksi maupun berjaga-jaga.

Penggunaan alat pembayaran non tunai dapat terasa lebih praktis dan efisien serta menghemat waktu, dan juga dapat memberikan penghasilan berupa bunga sebagai imbal hasil menaruh uang dalam bentuk tabungan. Apabila memegang uang dalam bentuk tunai akan kehilangan biaya seperti bunga, pemberian diskon, dan manfaat jika menggunakan non tunai.

Dari sisi lain, bank dan non bank akan mendapatkan keuntungan (fee based income) yang meningkatkan keuntungan bank dan non bank tersebut. Penggunaan pembayaran non tunai yang praktis dan efisien ini dapat meningkatkan tingkat konsumsi para pengguna.

Hal ini berdampak pada peningkatan jumlah permintaan produksi sehingga akan berpotensi peningkatan output. Hal ini mendorong lebih banyak produksi di sektor riil dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, manfaat cashless pada sisi bank sentral, dapat menekan biaya pencetakan, perawatan, dan pemusnahan uang tunai sehingga memudahkan penganggaran. Dari sisi neraca, bank sentral yang menerbitkan alat pembayaran non tunai dalam bentuk e-money, baik bank maupun non bank dapat mengurangi komponen valuta asing dari uang primer sehingga mengurangi sisi pasiva pada neraca bank sentral. Dengan cashless, peredaran uang palsu dapat diminimalisirkan shingga peredaran uang palsu di Indonesia berkurang.

Pengaruh pembayaran non tunai ternyata mengandung banyak hal positif bagi ekonomi Indonesia itu sendiri. Namun, kembali lagi kepada individu masing-masing. Karena penggunaan pembayaran non tunai ini merupakan pilihan gaya hidup di era sekarang dan bukan sebuah keharusan karena jika dilihat kembali penggunaan alat pembayaran non tunai belum bisa menurunkan kebutuhan uang tunai masyarakat sehingga belum bisa menurunkan jumlah uang yang diedarkan Bank Indonesia. Penggunaan uang elektronik merupakan suatu hal yang masih awam bagi masyarakat karena baru diperkenalkan baru baru ini. Untuk meningkatkan promosi sosialisasi tentang penggunaan alat pembayaran non tunai, seharusnya tidak hanya mempromosikan pada kota-kota besar saja melainkan daerah-daerah lainnya agar persebaran sosialisasi merata mengingat sebagian besar orang daerah masih terlalu awam terhadap teknologi.

Oleh : Crista Shelsadila/ 4121600068/Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis /Universitas Pancasakti Tegal

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *