Pj Gubernur NTB Dukung Pengembangan Investasi Kelautan di Wilayahnya

Pj. Gubernur NTB, Drs. H. L. Gita Ariadi, M.Si,

Media Analis Indonesia, Lombok Tengah – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi pusat perhatian dalam upaya pengembangan blue economy di Indonesia. Sebagai daerah kepulauan, NTB memiliki potensi kelautan yang melimpah, seperti lobster, rumput laut, dan mutiara dengan kualitas dunia.

Pj. Gubernur NTB, Drs. H. L. Gita Ariadi, M.Si, dalam kegiatan Forum Blue Food yang diselenggarakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional RI di Pullman Hotel Mandalika, Kamis (16/11/2023) menyatakan dukungannya terhadap pengembangan investasi kelautan di wilayahnya.

Read More

Gita Ariadi, yang akrab disapa Miq Gite, menekankan bahwa mengandalkan potensi daratan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat menjadi semakin berat. Oleh karena itu, fokus kedepannya adalah menggali potensi kelautan sebagai sumber utama kesejahteraan.

Sebagai salah satu dari delapan provinsi kepulauan, NTB berupaya mendorong lahirnya regulasi yang melindungi dan mengoptimalkan potensi kelautannya. Melalui forum Blue Food, mereka berharap merekomendasikan regulasi untuk mendukung pengembangan potensi kelautan secara maksimal.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Kementerian PPN/Bappenas RI sebagai upaya untuk memperkuat strategi pelaksanaan blue food taskforce serta memperkuat investasi, sinergitas, dan kerjasama di bidang pengembangan pangan biru, khususnya rumput laut.

Pangan biru ini memiliki keterkaitan erat dengan pencapaian Goal 14 Life Below Water, termasuk bagaimana mengelola ekosistemnya dan manfaatnya sebagai sumber protein hewani berkualitas tinggi dengan jejak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan pangan daratan.

Pentingnya kerjasama lintas stakeholder seperti pemerintah, dunia usaha, media, akademisi, NGO, dan lembaga mitra pembangunan ditekankan untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen utama blue food di pasar global.

Langkah-langkah konkret yang diperlukan untuk pengembangan blue food di Indonesia antara lain pengembangan sistem produksi yang berkelanjutan, peningkatan nilai tambah dan diversifikasi produk, serta menjadikan blue food sebagai bagian integral dari sistem pangan nasional.
(Yyt).

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *